ManGala Sutta (Berkah Utama)

Wednesday, December 30, 2009

Ruang Sempit, Hati Luas

Dengan wajah kusut seorang lelaki datang ke Vihara menemui seorang Bhikkhu tua, "Aku benar benar kacau!" ujarnya.

"Aku memilki 5 orang anak dan seorang istri sementara rumahku begitu sempit. Semuanya menjadi semakin kacau ketika ibu dan ayah mertuaku tinggal bersama kami, aku bahkan tidak bisa bernafas dirumahku sendiri..."

Bhikkhu tua yang bijaksana itu berpikir sejenak, lalu berkata, "Kalau begitu, belilah 5 ekor ayam lalu masukan ke rumahmu." Meski binggung dengan saran Si bhikkhu, lelaki itu lalu membeli 5 ekor ayam seperti nasihat bhikkhu dan memasukkannnya kedalam rumah. Esok harinya ia segera menemui bhikkhu tua lagi, kali ini wajahnya benar-benar tambah kusut. "Ayam-ayam itu berkeliaran ke sana- ke mari dan mereka berak dimana-mana, rumah kami semakin sempit dan kami tak tahan lagi dengannya."

Si bhikkhu tua hanya tersenyum lalu berkata,
"Apakah kau memiliki kambing?"
"Ya, aku punya 3 ekor kambing di belakang rumahku."
"Kalau begitu," Ujar Bhikkhu tua, "Pulanglah dan masukkan kambing itu bersama ayam-ayammu."
"Bhante (panggilan untuk bhikkhu) jangan bergurau?" ujar lelaki itu.
"Apakah kau lihat ada gurauan di wajahku?" balas si Bhikkhu.

Lelaki itu menggeleng. Meski kadang aneh, si bhikkhu tua bukanlah seperti orang kebanyakan, apa yang tersembunyi bagi kebanyakan orang, begitu terlihat jelas olehnya. Orang-orang mengatakan beliau adalah orang suci, siswa Buddha yang telah mencapai tingkat kesucian tertentu. Karena itu lelaki itu pun pulang. Lalu, meski dengan wajah binggung,ia memasukkan juga kambing-kambing miliknya ke dalam rumah.

Esoknya lelaki itu segera bergegas menemui Bhikkhu tua,"Aduh, bhante.Kami benar-benar tidak tahan lagi, semalaman kami tidak bisa tidur karena kambing-kambing itu menempati ranjang kami. Baunya membuat kami gila."

Seperti kemarin, si bhikkhu hanya tersenyum. "Pulanglah, sekarang kau boleh mengeluarkan semua binatang itu dari rumahmu."

Esok paginya giliran bhikkhu tua yang menemui lelaki tersebut dirumahnya.

"Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya si bhikkhu tua.
"Sekarang saya merasa senang sekali Bhante, saya tidak pernah menyadari bahwa rumah saya ini ternyata masih cukup luas, walaupun ada ibu dan ayah mertuaku." Sahut lelaki itu dengan wajah berseri.

Bhikkhu tua mendekati lelaki tersebut lalu berbisik, "selama ini memang bukan rumahmu yang kurang luas, tapi hatimu lah yang kurang luas dan bersyukur ..... ""'