ManGala Sutta (Berkah Utama)

Monday, March 2, 2009

Jari dapat menunjuk ke bulan, namun jari bukanlah bulan





Kalimat yang diucapkan oleh Master Hui Neng ini sangat menarik dan memiliki makna yang sangat dalam.

Telunjuk dapat diibaratkan sebagai kitab suci atau pun segala kata-kata dan tulisan yang kita dengar, baca atau pun kita lihat. Bulan adalah ibarat kebenaran itu sendiri.

Jari dapat menunjuk bulan dapat kita maknakan sebagai kitab suci dapat menunjukkan arah kepada kebenaran. Tapi, jangan lalu kita bersandar pada keyakinan bahwa kitab suci adalah kebenaran itu sendiri. Kebenaran adalah kebenaran. Kitab suci adalah kitab suci. Kata-kata adalah kata-kata.

Kefanatismean kita seringkali membawa kepada ketidakmajuan bahkan kemunduran batin. Apa yang kita pikir benar, mungkin karena kita dengar dari orang yang kita anggap pasti benar, menjadi sesuatu yang kita pegang erat tanpa coba kita renungkan dan buktikan. Jari memang dapat menunjuk bulan. Tapi bila mata kita sendiri yang salah melihat dan pikiran kita salah menafsirkan, jari menjadi kehilangan arti. Alih-alih menunjukan bulan kepada kita, bahkan langit indah yang penuh bintang pun mungkin tidak bisa kita lihat.

Dan saat kebenaran sudah benar-benar dimengerti, maka kata-kata dan kitab suci sudah kehilangan arti. Kata-kata dan kitab suci sudah menyelesaikan tugasnya. Yang kita lihat hanya kebenaran itu sendiri, hanya bulan itu sendiri. Bahkan saat jari itu putus, ia yang sudah melihat kebenaran tidak membutuhkannya lagi. Ia sudah menikmati indahnya bulan.

No comments: