ManGala Sutta (Berkah Utama)

Wednesday, March 4, 2009

Wanita Pengemis yang Memberikan Pakaian


Pada suatu ketika Sang Bhagava berdiam di Sravasti di biara Jetavana Taman Anathapindika, membabarkan Dhamma kepada kumpulan besar bhikkhu. Pada saat itu lahirlah seorang anak perempuan dari istri perumah tangga yang menarik dan cantik. Karena pada saat lahir, anak tersebut dibungkus dengan kain putih halus, orangtuanya, terkejut, membawa dia ke peramal.

Peramal itu mengamati anak kecil dan berkata, "Anak perempuan ini diberkahi dengan kebajikan yang besar."

Dan memberinya nama Suci. Seiring dengan pertumbuhannya,pakaiannya juga ikut membesar mengikuti ukuran tubuhnya.

Setelah anak perempuan ini dewasa, banyak yang meminangnya,dan orang tuanya mencari emas dan perak untuk hiasan perkawinannya.

Melihat ini, anak perempuan itu berkata, "Ayah dan ibu, apa yang akan kalian lakukan dengan semua emas dan perak ini?"

Ketika diberitahu bahwa itu akan dibawa ke tukang emas untuk membuat hiasan pernikahannya, dia berkata, "Saya tidak memiliki keinginan untuk menikah, saya tidak berharap untuk berumah tangga."

Orang tuanya menyetujui keinginan anak perempuan ini dan mengemas pakaiannya yang dipersiapkan untuk jubah biara.

Ketika anak perempuan bertanya apa tujuan pakaian itu dan mereka memberitahunya bahwa itu untuk jubah, dia berkata,"Saya memiliki sebuah jubah. Tidak perlu lagi jubah yang lain. Bawalah aku sekarang kepada Buddha, saya mohon kepada kalian."

Ketika orang tuanya mengantarkan dia ke Buddha, dia bersujud di kakiNya dan memohon untuk mendekat. Ketika Bhagava berkata, "Selamat Datang."
Rambutnya rontoknya semua dan jubah putih yang dia kenakan menjadi jubah dengan 5 bagian. Anak perempuan itu menjadi seorang pemula dan ditempatkan di bawah bimbingan Mahaprajapati. Karena ia sangat rajin, dalam waktu singkat dia menjadi seorang Arahat.

Ananda berkata kepada Buddha,"Bhagava, perbuatan bajik apa yang telah dilakukan Bhikkhuni ini sehingga ia dilahirkan dengan sebuah pakaian putih dalam rumah seorang perumah tangga, begitu cepat menjadi seorang Arahat?"

Buddha berkata, "Ananda, dimasa lampau, ketika Buddha yang bernama Pelindung Kebajikan dan murid-muridnya datang ke bumi untuk memberikan berkah kepada semua makhluk, semua orang membuat persembahan yang besar.

Pada saat itu, demi kepentingan banyak makhluk dan memperdengarkan Dharma, seorang bhikkhu berusaha mendorong orang lain untuk memberikan persembahan.

Pada saat itu ada seorang pengemis wanita yang bernama Daniska yang bersama suaminya hanya memiliki sepotong baju untuk pakaian mereka. Ketika sang suami pergi untuk mengemis, dia menggunakan pakaian itu dan sang istri berbaring, kemudian menutupi tubuhnya dengan rumput.

Ketika sang istri pergi keluar untuk mengemis, dia yang menggunakan baju itu sedangkan suaminya berbaring, kemudian menutupi tubuhnya dengan rumput.
Di suatu kejadian, seorang bhikkhu menghampiri rumah pasangan itu dan, melihat wanita itu, berkata, “Oh wanita,pergilah untuk memberi hormat kepada Buddha! Dapatkanlah kebajikan!”

Dia kemudian memuji kebajikan dari memuji, menolak ketamakan, dan melanjutkan, “Oh wanita, untuk bertemu dengan seorang Buddha di bumi adalah tidak mudah. Untuk memperoleh tubuh manusia adalah tidak mudah.

Mengapa kamu tidak memberikan penghormatan kepada Buddha?”
Wanita itu berkata, “Bhante muda, tunggulah disini sebentar,
saya akan masuk sebentar dan kembali lagi.”

Memasuki rumah, ia berkata kepada suaminya, “Seorang bhikkhu ada di depan pintu kita. Dia berkata bahwa seseorang seharusnya pergi menghormati Buddha mendengar Dhamma, dan memberikan persembahan.

Di kehidupan sebelumnya, kita tidak murah hati, dan ini adalah alasan mengapa kita sekarang menjadi pengemis. Kita harus membuat persediaan untuk kehidupan selanjutnya.”Sang suami menjawab, “Kita harus, benar-benar,memberikan persembahan, tapi karena kita adalah pengemis dan tidak memiliki apapun, apa yang dapat kita berikan?”

Wanita itu menjawab, “Jika benar bahwa kita tidak pernah memberikan apapun pada kehidupan sebelumnya sehingga kita menjadi pengemis, jika kita tidak memberikan apapun sekarang, apa yang akan menjadi takdir kita di kehidupan selanjutnya? Saya harus memberikan sesuatu dan engkau harus bahagia.”

Pria itu mengetahui bahwa hanya ada satu barang yang bisa diberikan, tetapi berkata, “Jika kamu memiliki sesuatu untuk diberikan, berikanlah. Tetapi kita tidak memiliki apapun untuk dipakai ketika kita pergi mengemis, dan mengemis adalah jalan kita satu-satunya untuk hidup.”

Wanita itu berkata, “Jika kita memberikan pakaian itu dan kemudian meninggal, apa ruginya? Pada kehidupan sekarang, kita tidak memiliki apapun, dan akan ada buah baik pada kehidupan selanjutnya. Saya berpikir jika kita memberikan persembahan ini dan meninggal, kita akan beruntung.”

Sang suami ragu-ragu untuk melakukan hal ini, tetapi berkata, “Baik, lakukanlah apa yang kau inginkan.”Wanita itu segera pergi menghadap bhikkhu dan berkata kepadanya, “Bhante, jangan melihat kearah saya. Saya akan memberikan sebuah persembahan.” Bhante itu menjawab, “Ketika seseorang memberikan persembahan, itu harus diberikan secara terbuka dengan tangannya. Jika kamu melakukan hal ini saya akan memberkati kamu dengan sebuah syair.”Wanita itu berkata, “Saya hanya memiliki pakaian ini yang menutupi tubuhku dan ini akan menjadi persembahanku.

Bagaimana engkau seorang bhikkhu yang mulia, melihat tubuh kotorku ini? Saya akan memberikan kepadamu dari dalam rumah.”

Ia masuk kedalam rumah, melepaskan pakaiannya dan memberikannya kepada bhikkhu yang mengambil pakaian itu, memberikan wanita itu berkah, dan pergi kepada Buddha.

Buddha berkata, “Pakaian ini diberikan oleh seorang wanita.”Ketika bhikkhu telah mempersembahkan pakaian itu kepada Buddha dan dia mengambil di tangannya, kumpulan orang-orang itu berpikir, “Seorang Raja seharusnya tidak pernah memegang kain yang tua dan kotor dengan tangannya.”

Mengetahui pikiran mereka, Buddha berkata, “Tidak pernah ada sebelumnya persembahan kepada Sangha yang lebih murni daripada ini.”

Oleh karena itu, orang-orang terkejut. Istri raja, bermudita,melepaskan jubahnya dan permata dan memberikannya kepada wanita pengemis itu. Sang raja juga mengirimkan permata kepada pengemis itu dan memerintahkan dia dan istrinya untuk bergabung dalam perkumpulan tersebut.

Ketika Buddha Sang Pelindung, Sang Penolong, telah mengajarkan Dharma Sempurna, banyak diantara mereka yang hadir terbebaskan.”

Kemudian Buddha berkata kepada Ananda, "Ananda,bhikkhuni suci ini pada saat itu adalah wanita pengemis. Karena ia memberikan, sepotong pakaian, dalam keyakinan yang besar, dia terlahir dengan menggunakan pakaian dan diberkahi harta benda selama 61 kalpa. Karena dia meminta Dharma Sempurna dan Kebahagiaan dari Kebebasan, dia sekarang bertemu saya dan mencapai tingkat kesucian Arahat. Kalian semua, oleh karena itu, mendengarkan Dharma dan berusaha untuk memberikan persembahan."

Ketika perkumpulan orang itu telah mendengar kata-kataBuddha, mereka percaya dan bermudita cita.

No comments: